Praktek
Kedokteran Pariwisata di PKM Karimunjawa
Fadel Muhammad Garishah
Kepaniteraan Komprehensif
Fakultas Kedokteran
Undip/Puskesmas Karimun Jawa
Klinik Kedokteran Pariwisata merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan di daerah wisatawan yang ditujukan untuk kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif wisatawan lokal maupun asing. Sebagai
dokter muda kepaniteraan klinik komprehensif di puskesmas karimun jawa, saya
berkesempatan memberikan pelayanan kuratif termasuk pada pasien wisatawan
internasional. Keluhan yang utamanya dihadapi adalah diare (traveler’s
diarrhea), demam, infeksi saluran pernapasan dan berbagai macam kelainan kulit.
Wisatawan yang sering dijumpai berasal dari jerman, belanda, swedia, serta
wisatawan nasional dari seluruh Indonesia. Secara umum wisatawan asing dapat
berbahasa inggris, sehingga komunikasi selama proses anamnesis dan diagnostik
tetap dapat dilaksanakan dengan baik. Penatalaksanaan juga disesuaikan dengan
standar operasional pelayanan yang berlaku. Secara umum wisatawan internasional
cukup puas dengan pelayanan kesehatan sederhana yang dapat diberikan.
Gambar 1. Pelayanan
Kedokteran Pariwisata di PKM Karimunjawa
Dari sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh NEJM pada
tahun 2006, dari 2793 wisatawan asing ke Asia Tenggara, 248 menderita demam,
210 menderita diare akut, dan 212 menderita penyakit kulit. Ketiga penyakit
tersebut menjadi primadona penyakit yang diderita oleh wisatawan asing sepulang
dari Asia Tenggara.
Gambar 2. Distribusi Tujuan Wisata Internasional dan
Posentase Wisatawan
Demam pada wisatawan asing pada umumnya diakibatkan oleh
infeksi bakterial, viral dan parasit. Penyebab tersering adalah infeksi saluran
pernapasan atas yang disertai gejala batuk, pilek, dan nyeri telan. Penyebab
demam lain termasuk diare (traveler’s diarrhea). Demam sistemik yang sering
didapatkan di Indonesia dengan inkubasi < 14 hari antara lain malaria,
infeksi virus dengue, demam tifoid, leptospirosis dan hepatitis akut. Sementara
demam > 14 antara lain tuberkulosis, hepatitis kronik dan infeksi HIV. Untuk
demam dapat diberikan acetaminophen 500mg 3-4 kali sehari, pengobatan spesifik
diperlukan untuk setiap penyebab demam. Pengobatan malaria diperlukan artemisinin combination based therapy,
infeksi dengue perlu resusitasi cairan, demam tifoid dapat diberikan
kloramfenikol atau siprofloksasin, leptospirosis diberikan doksisiklin atau
seftriakson, untuk tuberkulosis diberikan obat anti tuberkulosis, HIV dengan
pemberian terapi antiretroviral dan hepatitis diberikan terapi konservatif
sementara.
Diare akut wisatawan dikenal sebagai Traveler’s Diarrhea
yang berlangsung singkat kurang dari 1 minggu hingga 2 minggu atau lebih pada
1-3% kasus. Penyebabnya 50-75 % akibat infeksi viral dan bakterial pada diare
akut seperti rotavirus, norovirus dan enterovirus serta Escherichia coli, Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Shigella
dysenteriae, Vibrio cholerae dan Clostridium
difficille. Sementara pada diare kronik umumnya diakibatkan oleh parasit
seperti Giardia lamblia, Cryptosporidium
parvum, Entamoeba histolytica dan Cyclospora
cayetanensis. Penyebab diare lainnya akibat keracunan makanan, intoleransi
makanan asam/pedas, intoleransi laktosa. Diare dengan darah atau disenteri
diakibatkan oleh Shigella dysenteriae,
Entamoeba histolytica dan Enterohemorrhagic Escherichia coli.
Pengobatan drug of choice pada Traveler’s Diarrhea adalah Ciprofloxacin 500 mg
dua kali sehari selama 3-5 hari, TMP/SMX 160/100 mg 3 kali sehari selama 5-7
hari, metronidazole 500mg 3 kali sehari selama
5-7 hari. Antidiare yang dapat diberikan loperamide 2-4mg setiap kali
BAB dengan dosis 8-16 mg/hari.
Kelainan kulit dapat berupa papul, makulopapul, nodul, ulkus
dan lesi linier dengan keluhan utama gatal, nyeri dan dapat disertai demam.
Kelainan kulit seperti seabather’s eruption merupakan pruritus dengan ruam
papuler yang muncul setelah berenang di laur, diakibatkan oleh larva anemon dan
ubur-ubur. Urtikaria dapat muncul akibat
alergi dengan makanan laut. Penyakit kulit lain seperti scabies, dan gigitan
kutu kasur. Dapat diberikan salep kortikosteroid, dan antihistamin oral serta
kortikosteroid oral bila perlu.
Vaksinasi yang disarankan sebelum bepergian ke Indonesia
dapat disarankan hepatitis A, hepatitis B, demam tifoid, kolera, rabies,
tuberkulosis, dan pneumokokkus. Untuk profilaksis malaria di Indonesia dapat
digunakan doksisiklin 100 mg setiap hari selama di daerah endemis dan 2-4
minggu setelahnya. Obat-obatan lain seperti Mefloquin dan Atovaquon-Proguanil.
Pencegahan universal untuk turis asing antara lain
hindari makanan mentah yang tidak dimasak atau buah yang tidak dikupas, minum
dari air mineral tertutup segel, menggunakan repellent atau obat nyamuk dll.
Referensi
Freedman DO et al.
Spectrum of Disease and Relation to Place of Exposure among Ill returned
Travelers. N Engl J Med. 2006(354):119-29
Ryan ET. Illness After
International Travel. N Engl J Med. 2002(347):505-16
Ryan ET. Health Advice
and Immunizations for Travelers. N Engl J Med.2002(342):23;1716-25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar