Senin, 31 Agustus 2015

Praktek Kedokteran Pariwisata di PKM Karimunjawa


Praktek Kedokteran Pariwisata di PKM Karimunjawa
Fadel Muhammad Garishah
Kepaniteraan Komprehensif
Fakultas Kedokteran Undip/Puskesmas Karimun Jawa


Klinik Kedokteran Pariwisata merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan di daerah wisatawan yang ditujukan untuk kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif wisatawan lokal maupun asing. Sebagai dokter muda kepaniteraan klinik komprehensif di puskesmas karimun jawa, saya berkesempatan memberikan pelayanan kuratif termasuk pada pasien wisatawan internasional. Keluhan yang utamanya dihadapi adalah diare (traveler’s diarrhea), demam, infeksi saluran pernapasan dan berbagai macam kelainan kulit. Wisatawan yang sering dijumpai berasal dari jerman, belanda, swedia, serta wisatawan nasional dari seluruh Indonesia. Secara umum wisatawan asing dapat berbahasa inggris, sehingga komunikasi selama proses anamnesis dan diagnostik tetap dapat dilaksanakan dengan baik. Penatalaksanaan juga disesuaikan dengan standar operasional pelayanan yang berlaku. Secara umum wisatawan internasional cukup puas dengan pelayanan kesehatan sederhana yang dapat diberikan.


Gambar 1. Pelayanan Kedokteran Pariwisata di PKM Karimunjawa
  
Dari sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh NEJM pada tahun 2006, dari 2793 wisatawan asing ke Asia Tenggara, 248 menderita demam, 210 menderita diare akut, dan 212 menderita penyakit kulit. Ketiga penyakit tersebut menjadi primadona penyakit yang diderita oleh wisatawan asing sepulang dari Asia Tenggara.


Gambar 2. Distribusi Tujuan Wisata Internasional dan Posentase Wisatawan

Demam pada wisatawan asing pada umumnya diakibatkan oleh infeksi bakterial, viral dan parasit. Penyebab tersering adalah infeksi saluran pernapasan atas yang disertai gejala batuk, pilek, dan nyeri telan. Penyebab demam lain termasuk diare (traveler’s diarrhea). Demam sistemik yang sering didapatkan di Indonesia dengan inkubasi < 14 hari antara lain malaria, infeksi virus dengue, demam tifoid, leptospirosis dan hepatitis akut. Sementara demam > 14 antara lain tuberkulosis, hepatitis kronik dan infeksi HIV. Untuk demam dapat diberikan acetaminophen 500mg 3-4 kali sehari, pengobatan spesifik diperlukan untuk setiap penyebab demam. Pengobatan malaria diperlukan artemisinin combination based therapy, infeksi dengue perlu resusitasi cairan, demam tifoid dapat diberikan kloramfenikol atau siprofloksasin, leptospirosis diberikan doksisiklin atau seftriakson, untuk tuberkulosis diberikan obat anti tuberkulosis, HIV dengan pemberian terapi antiretroviral dan hepatitis diberikan terapi konservatif sementara.

Diare akut wisatawan dikenal sebagai Traveler’s Diarrhea yang berlangsung singkat kurang dari 1 minggu hingga 2 minggu atau lebih pada 1-3% kasus. Penyebabnya 50-75 % akibat infeksi viral dan bakterial pada diare akut seperti rotavirus, norovirus dan enterovirus serta Escherichia coli, Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Shigella dysenteriae, Vibrio cholerae dan Clostridium difficille. Sementara pada diare kronik umumnya diakibatkan oleh parasit seperti Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica dan Cyclospora cayetanensis. Penyebab diare lainnya akibat keracunan makanan, intoleransi makanan asam/pedas, intoleransi laktosa. Diare dengan darah atau disenteri diakibatkan oleh Shigella dysenteriae, Entamoeba histolytica dan Enterohemorrhagic Escherichia coli. Pengobatan drug of choice pada Traveler’s Diarrhea adalah Ciprofloxacin 500 mg dua kali sehari selama 3-5 hari, TMP/SMX 160/100 mg 3 kali sehari selama 5-7 hari, metronidazole 500mg 3 kali sehari selama  5-7 hari. Antidiare yang dapat diberikan loperamide 2-4mg setiap kali BAB dengan dosis 8-16 mg/hari.

Kelainan kulit dapat berupa papul, makulopapul, nodul, ulkus dan lesi linier dengan keluhan utama gatal, nyeri dan dapat disertai demam. Kelainan kulit seperti seabather’s eruption merupakan pruritus dengan ruam papuler yang muncul setelah berenang di laur, diakibatkan oleh larva anemon dan ubur-ubur.  Urtikaria dapat muncul akibat alergi dengan makanan laut. Penyakit kulit lain seperti scabies, dan gigitan kutu kasur. Dapat diberikan salep kortikosteroid, dan antihistamin oral serta kortikosteroid oral bila perlu.
Vaksinasi yang disarankan sebelum bepergian ke Indonesia dapat disarankan hepatitis A, hepatitis B, demam tifoid, kolera, rabies, tuberkulosis, dan pneumokokkus. Untuk profilaksis malaria di Indonesia dapat digunakan doksisiklin 100 mg setiap hari selama di daerah endemis dan 2-4 minggu setelahnya. Obat-obatan lain seperti Mefloquin dan Atovaquon-Proguanil.

Pencegahan universal untuk turis asing antara lain hindari makanan mentah yang tidak dimasak atau buah yang tidak dikupas, minum dari air mineral tertutup segel, menggunakan repellent atau obat nyamuk dll.

Referensi
Freedman DO et al. Spectrum of Disease and Relation to Place of Exposure among Ill returned Travelers. N Engl J Med. 2006(354):119-29
Ryan ET. Illness After International Travel. N Engl J Med. 2002(347):505-16
Ryan ET. Health Advice and Immunizations for Travelers. N Engl J Med.2002(342):23;1716-25


Tidak ada komentar:

Posting Komentar